
DEPAG MASIH ANAKTIRIKAN MTs SWASTA
JAKARTA — Pakar pendidikan Dr Jahja Umar meminta Departemen Agama (Depag) agar tidak hanya peduli pada madrasah negeri, dan agar lebih mengutamakan Madrasah swasta, mengingat 92 persen madrasah yang ada merupakan milik masyarakat (swasta).
“Selama ini sekolah swasta dianaktirikan pemerintah, tetapi ini seharusnya tidak berlaku di Depag yang 92 persen madrasahnya milik swasta dan hanya delapan persen milik pemerintah,” kata Jahja pada lokakarya “Pembangunan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional: Refleksi dan Proyeksi” di Jakarta, Jumat.
Bahkan jika mengacu pada pesantren, lanjut Mantan Dirjen Pendidikan Islam Depag itu, 100 persen merupakan milik swasta dan berada di pedesaan yang 90 persen miskin. Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga mengatakan, berdasarkan hasil uji, mutu madrasah di bawah pengelolaan Depag masih rendah dibanding sekolah umum di bawah pengelolaan Depdiknas, karena itu Depag harus mengejar ketertinggalan tersebut.
Caranya, lanjut dia, selain dengan tidak menganaktirikan madrasah swasta, juga terus mengedepankan mutu madrasah dalam setiap kebijakan.
Ia juga mengingatkan, dalam setiap kebijakan alokasi anggaran, Depag agar mengutamakan pelaku utama pendidikan yakni madrasah itu sendiri, guru serta siswanya dan bukan mengutamakan anggaran bagi manajemen di Depag pusat. “Untuk kegiatan di pusat cukup 10 persen saja, 90 persen untuk madrasah, siswa dan gurunya. Waktu saya Dirjen di Depag saya mulai guyur madrasah dengan beasiswa,” katanya.
Pihaknya, lanjut dia, juga membuka kerjasama dengan UGM dan PTN lainnya agar siswa pesantren yang miskin dan cerdas bisa masuk tanpa tes seperti siswa sekolah umum dan memberi mereka beasiswa. Selain itu beri tunjangan bagi guru-guru madrasah dan akses untuk belajar mata pelajaran sains dan teknologi sehingga mampu membuat siswanya kelak lebih bermutu, ujarnya.
Pengajar di sejumlah perguruan tinggi di Malaysia itu juga mengatakan bahwa di Malaysia, 70 persen anggaran pendidikan adalah untuk gurunya sehingga pendidikan di Malaysia bisa cepat maju. ant/is
Sumber : http://www.republika.co.id
|
Important information for Non-Muslims
If anyone has a real desire to be a Muslim and has full conviction and strong belief that Islam is the true religion ordained by Allah for all human-beings, then, one should pronounce the "Shahada", the testimony of faith, without further delay. The Holy Qur'an is explicit on this regard as Allah states:
"The Religion in the sight of Allah is Islam." (Qur'an 3:19)
In another verse of the Holy Qur'an, Allah states:
"If anyone desires a religion other than Islam (Submission to Allah), Never will it be accepted of him; and in the Hereafter he will be in the ranks of those who have lost."(Qur'an 3:85)
If a person does not pronounce the Shahada and enter Islaam, we cannot say that he is a Muslim, even if he admired Islaam and recognized that it the best religion, a great religion, and so on. Abu Taalib, the uncle of the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) died a kaafir (non-Muslim), and Allaah forbade His Prophet to pray for forgiveness for him, even though he used to defend the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) and said in his poems: "I do know that the religion of Muhammad is better than all other religions of mankind; were it not for fear of blame or slander, you would find me accepting it completely."
If you do not know any Muslims and you are interested in becoming a Muslim, then contact us or start a Live Chat.
Hide
http://islamworld.net/ |
 |
This is still under construction |
|